KARYA TULIS SEDERHANA
KELOMPOK 1
Ali Syahidin
Iik Ikhwan S
Ripal Nurprihandani
Rizky Rinaldi
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat menyelesaikan karya
tulis sederhana ini. Penyusunan karya tuls sederhana ini disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
tentang Gempa Bumi. Selain itu tujuan dari penyusunan karya tulis sederhana ini
juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Iin Martini selaku guru bahasa indonesia kami yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan karya tulis sederhana ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa karya tulis sederhana ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan karya tulis sederhana selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Iin Martini selaku guru bahasa indonesia kami yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan karya tulis sederhana ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa karya tulis sederhana ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan karya tulis sederhana selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.
GEMPA BUMI
DAN DAMPAK YANG DITIMBULKANNYA
A. Gempa Bumi
1. Definisi gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga
digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi
tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi
apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk
dapat ditahan.
Gempa bumi terjadi setiap hari di bumi, namun kebanyakan kecil dan tidak
menyebabkan kerusakan apa-apa. Gempa bumi kecil juga dapat mengiringi gempa
bumi besar, dan dapat terjadi sesudah, sebelum, atau selepas gempa bumi besar
tersebut.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan Pengukur Richter.
Gempa bumi dibagi ke dalam skala dari satu hingga sembilan berdasarkan
ukurannya (skala Richter). Gempa bumi juga dapat diukur dengan menggunakan
ukuran Skala Mercalli.
2. Seismologi
Seismologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu seismos
yang berarti getaran atau goncangan dan logos yang berarti risalah atau
ilmu pengetahuan. Orang Yunani menyebut gempa bumi dengan kata-kata seismos
tes ges yang berarti Bumi bergoncang atau bergetar. Dengan demikian, secara
sederhana seismologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari fenomena
getaran pada bumi, atau dengan kata sederhana, ilmu mengenai gempa bumi.
Seismologi merupakan bagian dari ilmu geofisika. Gempa bumi besar yang terjadi
pada tanggal 1 November 1755 di Lisboa, Portugal menghancurkan seluruh kota dan
memicu tsunami besar, dapat dicatat sebagai tonggak awal pemicu perkembangan
seismologi modern. Seismologi tidak hanya mempelajari gempa bumi. Eksplorasi
hidrokarbon (minyak bumi dan gas) juga diawali oleh survey seismik. Untuk
keperluan ini, pemicu getaran dibuat manusia (bukan gempa bumi) dengan
menggunakan semacam dinamit, lalu getaran yang dapat diterima beberapa penerima
(receiver) disusun sedemikian rupa sehingga catatan getaran tersebut
dapat menggambarkan kondisi bawah tanah.
3. Skala Richter
Skala Richter yang diusulkan oleh Charles Richter didefinisikan sebagai
logaritma (basis 10) dari amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan
mikrometer, dari rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer)
Wood-Anderson, pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh, misalnya
kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang
sejauh 100 km dari pusat gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka
kekuatan gempa tersebut adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0
skala Richter. Untuk memudahkan orang dalam menentukan skala Richter ini, tanpa
melakukan perhitungan matematis yang rumit, dibuatlah tabel sederhana seperti
gambar di samping ini. Parameter yang harus diketahui adalah amplitudo maksimum
yang terekam oleh seismometer (dalam milimeter) dan beda waktu tempuh antara
gelombang-P dan gelombang-S (dalam detik) atau jarak antara seismometer dengan
pusat gempa (dalam kilometer). Dalam gambar di samping ini dicontohkan sebuah
seismogram mempunyai amplitudo maksimum sebesar 23 milimeter dan selisih antara
gelombang P dan gelombang S adalah 24 detik maka dengan menarik garis dari
titik 24 dt di sebelah kiri ke titik 23 mm di sebelah kanan maka garis tersebut
akan memotong skala 5,0. Jadi skala gempa tersebut sebesar 5,0 skala Richter.
Skala Richter pada mulanya hanya dibuat untuk gempa-gempa yang terjadi di
daerah Kalifornia Selatan saja. Namun dalam perkembangannya skala ini banyak
diadopsi untuk gempa-gempa yang terjadi di tempat lainnya. Skala Richter ini
hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo gempa di bawah
6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini menjadi tidak
representatif lagi. Perlu diingat bahwa perhitungan magnitudo gempa tidak hanya
memakai teknik Richter seperti ini. Kadang-kadang terjadi kesalahpahaman dalam
pemberitaan di media tentang magnitudo gempa ini karena metode yang dipakai
kadang tidak disebutkan dalam pemberitaan di media, sehingga bisa jadi antara
instansi yang satu dengan instansi yang lainnya mengeluarkan besar magnitudo
yang tidak sama.
Perhitungan matematis skala Richter
4. Magnitudo Gempa
Magnitudo gempa adalah parameter gempa yang berhubungan dengan besarnya
kekuatan gempa di sumbernya. Jadi pengukuran magnitudo yang dilakukan di tempat
yang berbeda, harus menghasilkan harga yang sama walaupun gempa yang dirasakan
di tempat-tempat tersebut tentu berbeda. Richter pada tahun 30-an memperkenalkan
konsep magnitudo untuk ukuran kekuatan gempa di sumbernya. Satuan yang dipakai
adalah skala Richter (Richter Scale), yang bersifat logaritmik. Pada umumnya
magnitudo diukur berdasarkan amplitudo dan periode fase gelombang tertentu.
5. Episenter
Titik episenter berada persis di atas pusat gempa
Episenter (bahasa Inggris: Epicenter) adalah titik di permukaan bumi
yang berada tepat di atas atau di bawah kejadian lokal yang mempengaruhi
permukaan bumi. Dia terletak di atas dimana gempa terjadi. Dia berlawanan
dengan hiposenter, lokasi sebenarnya gempa yang terjadi di dalam bumi. Dia
terletak tepat di bawah titik peledakan udara senjata nuklir dan tepat di atas
titik peledakan bawah tanah. Istilah ini juga dapat digunakan untuk bencana
lainnya seperti tabrakan meteor atau dengan benda astronomik lainnya.
6. Seismometer
Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero:
mengukur) adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk
mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari
alat ini disebut seismogram. Prototip dari alat ini diperkenalkan pertama kali
pada tahun 132 SM oleh matematikawan dari Dinasti Han yang bernama Chang Heng.
Dengan alat ini orang pada masa tersebut bisa menentukan dari arah mana gempa
bumi terjadi. Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan
seismometer dapat ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan
frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut seismometer broadband.
7. Seismogram
Seismogram atau rekaman gerakan tanah, atau grafik aktifitas gempa bumi
sebagai fungsi waktu yang dihasilkan oleh seismometer. Rekaman ini dapat
dipergunakan salah satunya untuk menentukan magnitudo gempa tersebut. Selain
itu dari beberapa seismogram yang direkam di tempat lain, kita dapat menentukan
pusat gempa atau posisi dimana gempa tersebut terjadi.
8. Cincin Api Pasifik
Cincin Api Pasifik
Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa Inggris: Ring of
Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung
berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti
tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering
disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.
Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar
terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5–6% dari seluruh
gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari
Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika. Berikutnya adalah
Mid-Atlantic Ridge.
B. Tipe Gempa Bumi
1. Gempa bumi tektonik
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan
dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan
dikenal sebagai kecacatan tektonik.
2. Gempa bumi gunung berapi
Gempa bumi gunung berapi terjadi berdekatan dengan gunung berapi dan
mempunyai bentuk keretakan memanjang yang sama dengan gempa bumi tektonik.
Gempa bumi gunung berapi disebabkan oleh pergerakan magma ke atas dalam gunung
berapi, di mana geseran pada batu-batuan menghasilkan gempa bumi. Ketika magma
bergerak ke permukaan gunung berapi, ia bergerak dan memecahkan batu-batuan
serta mengakibatkan getaran berkepanjangan yang dapat bertahan dari beberapa
jam hingga beberapa hari. Gempa bumi gunung berapi terjadi di kawasan yang
berdekatan dengan gunung berapi, seperti Pegunungan Cascade di barat Laut
Pasifik, Jepang, Dataran Tinggi Islandia, and titik merah gunung berapi seperti
Hawaii.
C. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu
kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak
dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan
terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan
tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan
kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar
terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi
fase pada kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa bumi lain juga dapat
terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu
dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi
(jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di
balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga)
juga dapat terjadi karena injeksi atau ekstraksi cairan dari/ke dalam bumi
(contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky
Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan
peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata
nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia
seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
D. Persiapan Menghadapi Gempa Bumi
Persiapan untuk Keadaan Darurat
1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman
jika terjadi gempa bumi. Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang dapat
melindungi anda dari benda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di
kolong meja
2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat.
Bekas botol air mineral dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan
air minum biasanya 2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang
3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat
diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang
yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya:
a. Lampu senter berikut baterai cadangannya
b. Air minum
c. Kotak P3K berisi obat penghilang rasa
sakit, plester, pembalut dan sebagainya
d. Makanan yang tahan lama seperti biskuit
e. Sejumlah uang tunai
f. Buku tabungan
g. Korek api
h. Lilin
i. Helm
j. Pakaian dalam
k. Barang-barang berharga yang harus dibawa di saat
keadaan darurat
4. Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti
lemari pakaian) dengan langit-langit atau dinding dengan menggunakan logam
berbentuk siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di saat terjadi gempa bumi.
5. Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian
agar tidak pecah berantakan di saat gempa bumi dengan memilih kaca yang kalau
pecah tidak berserakan dan melukai orang (Safety Glass) atau dengan menempelkan
kaca film
6. Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah
sakit yang terdekat. Jika pemerintah setempat tidak mempunyai tempat evakuasi,
pastikan anda tidak pergi ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekat
dengan pinggir laut/sungai untuk menghindari Tsunami.
Ketika Terjadi Gempa Bumi
1. Matikan api kompor jika anda sedang memasak.
Matikan juga alat-alat elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika
terjadi kebakaran di dapur, segera padamkan api dengan menggunakan alat pemadam
api. Jika tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung basah
2. Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari
rumah atau gedung
3. Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi
lewat televisi atau radio
4. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika
terjadi kerusakan pada tempat Anda berada, segeralah mengungsi ke tempat
pengungsian terdekat
5. Tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar dari
rumah atau gedung. Tunggu sampai gempa mereda, dan sesudah agak tenang, ambil
tas ransel berisi barang-barang keperluan darurat dan keluar dari rumah/gedung
menuju ke tanah kosong sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang
yang dapat digunakan untuk melindungi kepala
6. Jika anda harus berjalan di tengah jalan raya,
berhati-hatilah terhadap papan reklame yang jatuh, tiang listrik yang tiba-tiba
rubuh, kabel listrik, pecahan kaca, dan benda-benda yang berjatuhan dari atas
gedung
7. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang
tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat
Anda untuk pergi bersama-sama
8. Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda sedang
menyetir kendaraan, jangan sekali-kali mengerem dengan mendadak atau
menggunakan rem darurat. Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan
kendaraan Anda di bahu jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah
kabel tegangan tinggi, atau di bawah jembatan penyeberangan.
E. Dampak Kerusakan Akibat Gempa Bumi
Kerusakan akibat gempa bumi di San Francisco pada tahun 1906
Sebagian jalan layang yang runtuh akibat gempa bumi Loma Prieta pada tahun
1989
6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat,
Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas
27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama
57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States
Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang
tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia
Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.
26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,3 skala Richter
mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di
samudera Hindia.
26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5
pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.
21 Mei 2002 - Di utara Afghanistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan
menyebabkan lebih dari 1.000 orang mati.
26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan
2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.
21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan
2.400 korban tewas.
17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut
17.000 nyawa.
25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171
nyawa.
30 Mei 1998 - Di utara Afghanistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada
skala Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.
17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan
merenggut 6.000 nyawa.
30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter
dan menewaskan 1.000 orang.
21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter,
merengut 50.000 nyawa.
7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan
menyebabkan 25.000 kematian.
19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter,
meragut lebih dari 9.500 nyawa.
16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter
dan menyebabkan 25.000 kematian.
28 Juli 1976 - Tangshan, China, berukuran 7,8 pada skala Richter dan
menyebabkan 240.000 orang terbunuh.
4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan
menyebabkan 22.778 terbunuh.
29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada
ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan
seluruh kota Agadir.
26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan
33.000 orang tewas.
24 Januari 1939 - Di Chillan, Chile dengan ukuran 8,3 pada skala Richter,
28.000 kematian.
31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan
50.000 orang.
1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan
merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Gempa bumi adalah getaran yang
terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi
(lempeng bumi).
2. Tipe gempa bumi adalah gempa
tektonik dan gempa vulkanik.
3. Gempa bumi disebabkan oleh pelepasan
energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang
bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada
keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran
lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.
B. Saran
Untuk mengantisipasi gempa bumi yang sampai saat ini belum bisa
diprediksikan kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa
langkah sebagai berikut :
1. Menentukan tempat-tempat berlindung
yang aman jika terjadi gempa bumi.
2. Menyediakan air minum untuk
keperluan darurat.
3. Menyiapkan tas ransel yang berisi
(atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian.